4 research outputs found

    Pengaruh Kebijakan β€œβ€œ4 In 1”” terhadap Kinerja Persimpangan Jl Dr. Djunjunan – Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Mikro

    Full text link
    Kebijakan β€œ4 in 1” diterapkan sebagai salah satu solusi untuk permasalahan kemacetan di kota Bandung. Adapun tujuan dari penerapan kebijakan β€œ4 in 1” adalah meningkatkan kinerja persimpangan Tol Pasteur – Jl. Dr Djunjunan atau Simpang Pasteur. Untuk analisis kinerja Simpang Pasteur, digunakan model simulasi mikro dengan perangkat Paramics. Analisis dilakukan terhadap dua kondisi yaitu kondisi dengan kebijakan β€œ4 in 1” dan kondisi tanpa kebijakan β€œ4 in 1”. Terjadi pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 148,79 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 7,6 detik. Lalu, dilakukan pengubahan waktu sinyal untuk meningkatkan kinerja simpang Pasteur . Waktu siklus yang didapat sebesar 52 detik, dengan rincian waktu hijau fase satu dan dua sebesar 15 detik dan fase tiga sebesar 14 detik. Dengan waktu siklus terbaik ini dapat menghasilkan pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 239 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 46 detik

    Analisis Kinerja Bundaran dengan Menggunakan Simulasi Mikro

    Get PDF
    Penanganan simpang pada kota-kota besar penting untuk diperhatikan agar kepadatan lalulintas tidak terjadi. Dua opsi alternatif terbaik penanganan adalah pengaturan bundaran dan lampu lalulintas. Lingkup wilayah yang ditinjau adalah simpang yang ditangani dan beberapa ruas dan simpang yang terpengaruh. Alat simulasi mikro menjadi alat bantu yang digunakan untuk analisis kinerja lalulintas. Peninjauan aspek perilaku kendaraan menjadi hal unik dalam alat simulasi mikro. Indikator kinerja simpang berupa total tundaan rata-rata, dan ruas berupa kecepatan rata-rata, akan dilihat untuk melihat opsi alternatif mana yang terbaik

    Kajian Sistem Pengaturan Tarif untuk Meningkatkan Jumlah Penumpang

    Get PDF
    Tarif merupakan salah satu faktor terpenting yang akan digunakan oleh masyarakat dalam memilih angkutan umum atau angkutan pribadi. Jenis tarif yang dapat digunakan berupa seragam atau graduated. Lebih dari itu, pengembangan tarif dapat dilakukan untuk meningkatkan pengunaan angkutan umum. Jenis pengembangan tarif dapat dilakukan berdasarkan Perubahan tarif dasar dan metode pembelian tiket. Kajian ini ditujukan untuk mengetahui jenis pengembangan tarif seperti apa yang mampu meningkatkan penggunaan angkutan umum. Elastisitas tarif dan perbedaan metode pembayaran tarif menjadi faktor yang dilihat pada kajian pustaka yang dilakukan, sehingga dapat diketahui jenis strategi pengembangan yang mungkin dilakukan

    Penerapan Konsep Vehicle Routing Problem Dalam Kasus Pengangkutan Sampah Di Perkotaan

    Full text link
    . Cities in developing countries still operate a traditional waste transport and handling where rubbish were collected at regular intervals by specialized trucks from curb-side collection or transfer point prior to transport them to a final dump site. The problem are worsening as some cities experience exhausted waste collection services because the system is inadequately managed, fiscal capacity to invest in adequate vehicle fleets is lacking and also due to uncontrolled dumpsites location. In this paper problem of waste collection and handling is formulated based on Capacitated Vehicle Routing Problem Time Window Multiple Depo Intermediete Facility (CVRPTWMDIF). Each vehicle was assigned to visit several intermediate transfer points, until the truck loading or volume capacity reached then waste are transported to final landfill or dump site. Finally all trucks will return to a depot at the end of daily operation. Initially the solution of CVRPTWMDIF problem was tested on a simple hypothetical waste handling before being implemented into a real case problem. Solutions found using CVRPTWMDIF compared with the practice of waste transport and handling in the city of Bandung. Based on a common hours of operation and the same number of transport fleets, it was found that CVRPTWMDIF can reduce the volume of waste that is not transported by almost half by the end of the daily operations
    corecore